Diagram pencar (scatter plot) merupakan salah satu metode visualisasi data yang digunakan untuk menampilkan hubungan antara dua variabel dalam bentuk titik-titik pada bidang koordinat Cartesius. Setiap titik dalam diagram pencar merepresentasikan pasangan nilai dari dua variabel yang sedang dianalisis.
Scatter plot sering digunakan dalam analisis statistik dan eksplorasi data untuk mengidentifikasi pola hubungan, seperti korelasi positif, korelasi negatif, atau tidak adanya korelasi antara dua variabel. Dengan menggambar diagram pencar, kita dapat melihat apakah ada kecenderungan tertentu dalam data, serta mengidentifikasi titik-titik pencilan (outliers) yang mungkin ada. Pencilan (outlier) adalah data yang memiliki nilai jauh berbeda dari sebagian besar data dalam kumpulan tersebut.
Dalam pembuatan diagram pencar, sumbu horizontal (sumbu X) biasanya digunakan untuk variabel independen (variabel bebas), sementara sumbu vertikal (sumbu Y) digunakan untuk variabel dependen (variabel terikat). Setelah titik-titik dipetakan, analisis lebih lanjut dapat dilakukan, seperti menyesuaikan garis regresi untuk memperkirakan hubungan antara kedua variabel tersebut.
Dengan memahami dan menggambar scatter plot, kita dapat memperoleh wawasan berharga mengenai pola dalam data, yang berguna dalam pengambilan keputusan berbasis data di berbagai bidang seperti ekonomi, sains, dan teknik.
Contoh 01
Analisa Hubungan Jumlah Jam Belajar dengan Nilai Ujian
Seorang guru ingin mengetahui hubungan antara jumlah jam belajar siswa dengan nilai ujian mereka. Berikut adalah data yang dikumpulkan dari 10 siswa:
Jumlah Jam Belajar (X) | Nilai Ujian (Y) |
---|---|
1 | 50 |
2 | 55 |
3 | 53 |
4 | 70 |
5 | 65 |
6 | 80 |
7 | 75 |
8 | 85 |
9 | 90 |
10 | 88 |
Analisa:
- Pola titik-titik pada diagram pencar menyerupai garis lurus dengan gradien positif, maka korelasinya positif.
- Semakin banyak jam belajar siswa, semakin tinggi nilai ujiannya.
Contoh 02
Analisa Hubungan Jumlah Jam Menonton Sinetron dengan Nilai Ujian Siswa
Seorang peneliti ingin mengetahui hubungan antara jumlah jam menonton sinetron dengan nilai ujian siswa. Berikut adalah data yang dikumpulkan dari 10 siswa:
Jumlah Jam Menonton Sinetron (X) | Nilai Ujian (Y) |
---|---|
1 | 90 |
2 | 87 |
3 | 86 |
4 | 79 |
5 | 70 |
6 | 74 |
7 | 65 |
8 | 60 |
9 | 55 |
10 | 30 |
Analisa:
- Pola titik-titik pada diagram pencar menyerupai garis lurus dengan gradien negatif, maka korelasinya negatif.
- Semakin lama siswa menonton sinetron, semakin rendah nilai ujiannya.
Contoh 03
Analisa Hubungan Ukuran Sepatu dengan Tingkat Kedisiplinan Siswa
Misalkan kita ingin melihat apakah ada hubungan antara ukuran sepatu siswa (X) dengan tingkat kedisiplinan siswa (Y).
Tingkat kedisiplinan diukur dalam skala 1 hingga 100, di mana semakin tinggi angkanya, semakin disiplin siswa tersebut.
Ukuran Sepatu (X) | Tingkat Kedisiplinan (Y) |
---|---|
36 | 80 |
37 | 75 |
38 | 90 |
39 | 60 |
40 | 85 |
41 | 65 |
42 | 92 |
43 | 70 |
44 | 78 |
45 | 55 |
Analisa:
- Titik-titik tersebar acak, tidak membentuk pola garis lurus maupun bentuk kurva, maka tidak berkorelasi.
- Tidak ada hubungan yang jelas antara ukuran sepatu dengan tingkat kedisiplinan siswa.