Tata Nama Senyawa Ion

Senyawa ion adalah senyawa yang terbentuk karena adanya ikatan ionik antara ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Contoh:
  • \(\ce{NaCl}\), terbentuk dari ion monoatomik \(\ce{Na^+}\)dan \(\ce{Cl^-}\)
  • \(\ce{FeCl2}\), terbentuk dari ion monoatomik \(\ce{Fe^{2+}}\)dan \(\ce{Cl^-}\)
  • \(\ce{(NH4)2SO4}\), terbentuk dari ion poliatomik \(\ce{NH4^+}\)dan \(\ce{SO4^{2-}}\)
Berikut ini adalah tabel daftar kation dan anion.

Tabel Kation dan Anion

 
Kation Nama Anion Nama
\(\ce{Li^+}\) ion litium \(\ce{F^-}\) ion fluorida
\(\ce{Na^+}\) ion natrium(sodium) \(\ce{Cl^-}\) ion klorida
\(\ce{K^+}\) ion kalium (potassium) \(\ce{Br^-}\) ion bromida
\(\ce{Mg^{2+}}\) ion magnesium \(\ce{I^-}\) ion iodida
\(\ce{Ca^{2+}}\) ion kalsium \(\ce{O^{2-}}\) ion oksida
\(\ce{Sr^{2+}}\) ion stronsium \(\ce{S^{2-}}\) ion sulfida
\(\ce{Ba^{2+}}\) ion barium \(\ce{CN^{-}}\) ion sianida
\(\ce{Ag^{+}}\) ion perak \(\ce{OH^{-}}\) ion hidroksida
\(\ce{Al^{3+}}\) ion aluminium \(\ce{As^{3-}}\) ion arsenida
\(\ce{Sb^{3+}}\) ion antimon \(\ce{CO3^{2-}}\) ion karbonat
\(\ce{Zn^{2+}}\) ion seng \(\ce{SiO3^{2-}}\) ion silikat
\(\ce{Cr^{3+}}\) ion kromium (III) \(\ce{C2O4^{2-}}\) ion oksalat
\(\ce{Cd^{2+}}\) ion cadnium \(\ce{CH3COO^{-}}\) ion asetat
\(\ce{Ni^{2+}}\) ion nikel \(\ce{NO2^{-}}\) ion nitrit
\(\ce{Bi^{3+}}\) ion bismuth \(\ce{NO3^{-}}\) ion nitrat
\(\ce{Pt^{4+}}\) ion platina \(\ce{SO3^{2-}}\) ion sulfit
\(\ce{Pb^{2+}}\) ion timbal (II)/plumbo \(\ce{SO4^{2-}}\) ion sulfat
\(\ce{Pb^{4+}}\) ion timbal (IV)/plumbi \(\ce{PO3^{3-}}\) ion fosfit
\(\ce{Mn^{2+}}\) ion mangan (II)/mangano \(\ce{PO4^{3-}}\) ion fosfat
\(\ce{Mn^{3+}}\) ion mangan (III)/mangani \(\ce{AsO3^{3-}}\) ion arsenit
\(\ce{Co^{2+}}\) ion kobalt (II)/kobalto \(\ce{AsO4^{3-}}\) ion arsenat
\(\ce{Co^{3+}}\) ion kobalt (III)/kobalti \(\ce{SbO3^{3-}}\) ion antimonit
\(\ce{Fe^{2+}}\) ion besi (II)/ferro \(\ce{SbO4^{3-}}\) ion antimonat
\(\ce{Fe^{3+}}\) ion besi (III)/ferri \(\ce{ClO^{-}}\) ion hipoklorit
\(\ce{Cu^{+}}\) ion tembaga (I)/cupro \(\ce{ClO2^{-}}\) ion klorit
\(\ce{Cu^{2+}}\) ion tembaga (II)/cupri \(\ce{ClO3^{-}}\) ion klorat
\(\ce{Hg^{+}}\) ion raksa (I)/merkuro \(\ce{ClO4^{-}}\) ion perklorat
\(\ce{Hg^{2+}}\) ion raksa (II)/merkuri \(\ce{MnO4^{-}}\) ion permanganat
\(\ce{Au^{+}}\) ion emas (I)/auro \(\ce{MnO4^{2-}}\) ion manganat
\(\ce{Au^{3+}}\) ion emas (III)/auri \(\ce{CrO4^{2-}}\) ion kromat
\(\ce{Sn^{2+}}\) ion timah (II)/stano \(\ce{Cr2O7^{2-}}\) ion dikromat
\(\ce{Sn^{4+}}\) ion timah (IV)/stani \(\ce{S2O3^{2-}}\) ion tiosulfat
\(\ce{NH4^{+}}\) ion amonium \(\ce{C6H5COO^{-}}\) ion benzoat

Tata nama senyawa biner ionik dengan satu tipe kation logam

  Senyawa biner ionik adalah senyawa yang terbentuk dari sebuah kation logam monoatomik dan anion non-logam monoatomik Penamaan senyawa biner ionik diawali dengan nama kation logam kemudian diikuti oleh nama anion non-logam dan diberi akhiran –ida. Jumlah muatan dalam senyawa harus nol (netral)

Nama kation (logam) + nama anion (non-logam) diberi akhiran –ida

  Contoh:
  • \(\ce{KCl}\) : kalium klorida

\(\ce{K^+} + \ce{Cl^-} \rightarrow \ce{KCl}\)

Ion kalium bermuatan +1 sedangkan ion klorida bermuatan −1, sehingga jumlah seluruh muatan dalam senyawa kalium klorida adalah nol (netral)

  • \(\ce{MgBr2}\) : magnesium bromida

\(\ce{Mg^{2+}} + \ce{2Br^-} \rightarrow \ce{MgBr2}\)

Ion magnesium bermuatan +2 sedangkan 2 buah ion bromida jumlah muatannya −2, sehingga jumlah seluruh muatan dalam senyawa magnesium bromida adalah nol (netral)

  • \(\ce{AlF3}\) : aluminium fluorida

\(\ce{Al^{3+}} + \ce{3F^-} \rightarrow \ce{MgBr2}\)

Ion aluminium bermuatan +3 sedangkan 3 buah ion fluorida jumlah muatannya −3, sehingga jumlah seluruh muatan dalam senyawa aluminium fluorida adalah nol (netral)

  • \(\ce{MgO}\) : magnesium oksida
  • \(\ce{CaI2}\) : kalsium iodida
  • \(\ce{Na2S}\) : natrium sulfida
  • \(\ce{AgI}\) : perak iodida

Tata nama senyawa biner ionik dengan lebih dari satu tipe kation logam

  Penamaan senyawa biner ionik dengan lebih dari satu tipe kation logam diawali dengan nama kation logam ditambah angka romawi kemudian diikuti oleh nama anion non-logam dan diberi akhiran –ida. Jumlah muatan dalam senyawa harus nol (netral).

Nama kation (logam) + angka romawi dalam tanda kurung + nama anion (non-logam) diberi akhiran –ida

  Contoh:
  • \(\ce{FeCl2}\) : besi (II) klorida

\(\ce{Fe^{2+}} + \ce{2Cl^-} \rightarrow \ce{FeCl2}\)

Ion klorida memiliki muatan −1, sehingga untuk 2 buah ion klorida jumlah muatannya adalah −2, untuk menetralkan muatan ini maka ion besi harus bermuatan +2. Tanda romawi pada besi (II) menunjukkan bahwa kation yang digunakan adalah \(\ce{Fe^{2+}}\)

  • \(\ce{FeCl3}\) : besi (III) klorida

\(\ce{Fe^{3+}} + \ce{3Cl^-} \rightarrow \ce{FeCl3}\)

Ion klorida memiliki muatan −1, sehingga untuk 3 buah ion klorida jumlah muatannya adalah −3, untuk menetralkan muatan ini maka ion besi harus bermuatan +3. Tanda romawi pada besi (III) menunjukkan bahwa kation yang digunakan adalah \(\ce{Fe^{3+}}\)

  • \(\ce{PbO}\) : timbal (II) oksida

\(\ce{Pb^{2+}} + \ce{O^{2-}} \rightarrow \ce{PbO}\)

Ion oksida memiliki muatan −2, sehingga untuk menetralkan muatan ini maka ion timbal harus bermuatan +2

  • \(\ce{PbO2}\) : timbal (IV) oksida

\(\ce{Pb^{4+}} + \ce{2O^{2-}} \rightarrow \ce{PbO2}\)

Ion oksida memiliki muatan −2, sehingga untuk 2 buah ion oksida jumlah muatannya adalah −4, untuk menetralkan muatan ini maka ion timbal harus bermuatan +4

  • \(\ce{Cu2S}\) : tembaga (I) sulfida

\(\ce{2Cu^{+}} + \ce{S^{2-}} \rightarrow \ce{Cu2S}\)

Ion sulfida memiliki muatan −2, sehingga untuk menetralkan muatan ini membutuhkan 2 buah ion tembaga bermuatan +1

  • \(\ce{CuS}\) : tembaga (II) sulfida

\(\ce{Cu^{2+}} + \ce{S^{2-}} \rightarrow \ce{CuS}\)

Ion sulfida memiliki muatan −2, sehingga untuk menetralkan muatan ini membutuhkan sebuah ion tembaga bermuatan +2

Tata nama senyawa ionik dengan ion poliatomik

  Ion poliatomik adalah suatu ion yang tersusun lebih dari satu jenis atom. Contohnya adalah ion sulfat (\(\ce{SO4^{2-}})\), ion nitrat (\(\ce{NO3^{-}})\), ion fosfat (\(\ce{PO4^{3-}})\), dan masih banyak lagi. Tata nama senyawa ionik sama dengan tata nama senyawa biner ionik. Nama kation dituliskan pertama kemudian diikuti oleh nama anion. Contoh:
  • \(\ce{NH4Cl}\) : amonium klorida

\(\ce{NH4^{+}} + \ce{Cl^{-}} \rightarrow \ce{NH4Cl}\)

Ion klorida memiliki muatan −1 sedangkan ion amonium memiliki muatan +1 sehingga jumlah muatan dalam senyawa amonium klorida adalah nol (netral)

  • \(\ce{(NH4)2SO3}\) : amonium sulfit

\(\ce{2NH4^{+}} + \ce{SO3^{2-}} \rightarrow \ce{(NH4)2SO3}\)

Ion sulfit memiliki muatan −2, sehingga untuk menetralkan muatan ini membutuhkan 2 buah ion amonium bermuatan +1, sehingga jumlah muatan dalam senyawa amonium sulfit adalah nol (netral)

  • \(\ce{Mg(NO3)2}\) : magnesium nitrat

\(\ce{Mg^{2+}} + \ce{2NO3^{-}} \rightarrow \ce{Mg(NO3)2}\)

Ion magnesium memiliki muatan +2, sehingga untuk menetralkan muatan ini membutuhkan 2 buah ion nitrat bermuatan −1, sehingga jumlah muatan dalam senyawa magnesium nitrat adalah nol (netral)

  • \(\ce{KMnO4}\) : kalium permanganat

\(\ce{K^{+}} + \ce{MnO4^{-}} \rightarrow \ce{KMnO4}\)

Ion kalium memiliki muatan +1 sedangkan ion permanganat memiliki muatan −1 sehingga jumlah muatan dalam senyawa kalium permanganat adalah nol (netral)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *